Keseluruhan gen, jenis dan ekosistem merupakan dasar kehidupan di bumi.
Keanekaragaman hayati perlu dipelajari dan dilestarikan karena sangat penting.
Tingginya tingkat keanekaragaman hayati di bumi mendorong ilmuwan mencari cara
terbaik untuk mempelajarinya, yaitu dengan klasifikasi.
Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan,
jumlah, dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan
spesies maupun tingkatan ekosistem.
Setiap individu memiliki banyak gen, bila terjadi perkawinan/persilangan antar individu
dengan karakter beda akan menghasilkan keturunan yang banyak variasinya.
Karena ketika persilangan terjadi, penggabungan gen individu melalui sel kelamin.
Sehingga, keanekaragaman gen semakin tinggi.
Contoh keanekaragaman tingkat gen adalah tanaman bunga mawar putih dengan bunga
mawar merah yang memiliki perbedaan, yaitu berbeda dari segi warna bunga.
Spesies atau jenis adalah individu yang mempunyai persamaan secara morfologis,
anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya (inter hibridisasi) yang
menghasilkan keturunan fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya. Keanekaragaman
jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis.
Contoh keanekaragaman tingkat spesies atau jenis yaitu keluarga kacang-kacangan
(Leguminoceae) yaitu kacang tanah, kacang panjang, buncis, kacang hijau, kacang kapri,
dan sebagainya.
Ekosistem adalah hubungan/interaksi timbal balik antar makhluk hidup atau antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem yaitu pohon kelapa banyak tumbuh di
daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang
tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah. Keanekaragaman hayati berdasarkan
wilayah, misalnya di Indonesia.
Indonesia memiliki Hewan mamalia menduduki peringkat pertama di dunia: 515 jenis, 125
jenis merupakan endemik, yaitu tidak ditemukan di daerah lain. Peringkat kedua diduduki
kupu-kupu: 151 jenis.
Reptil menduduki peringkat tiga dunia, > 600 jenis. Burung menduduki peringkat keempat:
1519 jenis dan 420 jenis bersifat endemik. Peringkat kelima diduduki oleh amfibi: 270 jenis.
Contoh hewan endemik Indonesia :
cendrawasi
Keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan penyebarannya (Biogeografi) ditentukan
oleh kondisi geografis seperti ketinggian, garis lintang, dan keadaan iklim (curah hujan,
suhu, dan radiasi cahaya).
Berdasarkan fauna dan floranya, biogeografi ada 2 jenis, yaitu persebaran hewan
(zoogeografi) dan persebaran tumbuhan. Tumbuhan yang menutupi daerah tertentu
dinamakan vegetasi.
Persebaran tumbuhan ditentukan oleh faktor geologis, geografis dan curah hujan. Tipe
vegetasi berdasar ciri-cirinya yaitu tundra, taiga, hutan gugur, padang rumput, padang
rumput, vegetasi gurun, sabana, hutan hujan tropis, hutan bakau, dan hutan lumut.
Keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan ekosistem perairannya ada 2, yaitu
Ekosistem air tawar dan Ekosistem air laut.
Contoh ekosistem :
Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati :
1. Mengetahui manfaat setiap jenis organisme
2. Mengetahui adanya saling ketergantungan di antara organisme satu dengan lainnya
3. Memahami ciri-ciri dan sifat setiap organisme
4. Memahami adanya hubungan kekerabatan antar organisme
5. Memahami manfaat keanekaragaman hayati dalam mendukung kelangsungan hidup
manusia
Keanekaragaman hayati khas Indonesia memiliki nilai :
- Biologi : Kebutuhan pangan, sandang, obat-obatan, bahan bangunan, dan oksigen memanfaatkan keanekaragaman hayati. kebutuhan makanan manusia bergantung pada tumbuhan dan hewan. Sekitar 80.000 spesies tumbuhan dapat dimakan. Namun, hanya 30 spesies yang mampu menyediakan 90 % kebutuhan gizi manusia
- Pendidikan : keanekaragaman hayati belakangan ini mengalami penyusutan, sehingga memberi peluang untuk mengembangkan penelitian demi pemulihan
- Estetika dan budaya : Keanekaragaman hayati memberi pemandangan alam yang indah, sehingga para wisatawan senang berkunjung ke kawasan hutan alam, sungai, arung jeram, laut, dan sebagainya
- Ekologi : keanekaragaman hayati suatu darah berperan besar untuk menjaga proses ekosistem, seperti daur zat, aliran energi, menjaga tanah dari erosi dan proses fotosintesis
- Religius : Keanekaragaman hayati juga memiliki fungsi untuk mengingatkan kita akan kebesaran Tuhan yang telah menciptakan alam raya beserta isinya
Pengaruh kegiatan manusia terhadap biodiversitas yaitu :
1. Pembukaan hutan : untuk lahan pertanian, perumahan, pertambangan dan industri
yang disebabkan pertambahan populasi manusia dan berakibat terhadap
keseimbangan ekosistem hutan
2. Eksploitasi yang berlebih : populasi manusia sangat cepat, menyebabkan pengambilan
sumber daya alam hayati oleh manusia melebihi batas regenerasi dan reproduksi dari
organisme tersebut
3. Pencemaran lingkungan : Peningkatan jumlah pemukiman dan industri membawa
konsekuensi terciptanya limbah yang akan mencemari lingkungan air, tanah atau
udara. Pencemaran merupakan perubahan lingkungan akibat ulah manusia
4. Budidaya monokultural dan dampak negatif rekayasa genetika : pertanian monokultur
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pangan, berpengaruh negatif terhadap
jenis tumbuhan yang kurang bersifat unggul karena menjadi kurang dibudidayakan
sehingga hilang dari lingkungan dan akhirnya punah
Cara pelestarian keanekaragaman hayati ada 2, yaitu pelestarian insitu dan eksitu.
Pelestarian In situ adalah pelestarian sumber daya alam hayati di habitat/tempat aslinya.
Hal ini dilakukan dengan pertimbangan karakteristik tumbuhan/hewan tertentu sangat
membahayakan kelestariannya apabila dipindahkan ke tempat lainnya
Contoh pelestarian in situ :
1. Komodo di Taman Nasional Komodo, Pulau Komodo
2. Badak bercula satu di Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat
3. Bunga Rafflesia di Taman Nasional Bengkulu
4. Pelestarian terumbu karang di Bunaken
Pelestarian ek situ adalah pelestarian yang dilakukan dengan memindahkan ke tempat lain
yang lebih cocok bagi perkembangan kehidupannya, Contohnya :
1. Kebun Raya dan Kebun Koleksi untuk menyeleksi tumbuhan langka dalam rangka
melestarikan plasma nuftah
2. Penangkaran jalak bali di kebun binatang Wonokromo
- Klasifikasi adalah cara ilmuwan untuk mengelompokkan makhluk hidup. Dasar klasifikasi adalah melihat persamaan, perbedaan, ciri-ciri dan sifat makhluk hidup, yang meliputi ciri morfologis, anatomis, biokimia, dan reproduksinya. Pengelompokan makhluk hidup yang sudah menggunakan aturan tertentu disebut sistematika.
- Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk menyederhanakan objek studi, mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup, mengelompokkan makhluk hidup, mempelajari kekerabatan dan evolusi makhluk hidup.
- Identifikasi adalah mengungkapkan atau menetapkan identifikasi (jati diri), yaitu menentukan namanya yang benar dan kelompok yang tepat dalam sistem klasifikasi. Identifikasi disebut juga determinasi, berasal dari bahasa Belanda “determinatie” artinya penentuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar